18 Agustus 2010 10:14
Sungguh telah aku tutrunkan dia (Al Qur'an) dalam Lailatul Qodar. Tahukah kamu apa ituLailatul Qodar. Lailatul Qodar itu lebih menjadi pilihan ketimbang seribubulan. Para malaikat dan (Jibril yang menjadiRuh), turun di malam itu atas izin Tuhan mereka (mengurai) segala (belitan)urusan. Mereka menyapa "salam" (selamat bagi semua, hamba Allah yangteguh). Malam seribu bulan itu (menebarkan berkahnya) samapai fajarmenyingsingkan pijar.
Ketika datang Lailatul Qodar, Nabi sedangsujud. Bersamaan dengan datangnya, hujan turun dengan derasnya. Air hujan yangpealn-pelan menggenangi tempat sujud Nabi, yang dengan lembut menyapa kulitmuka beliau, sama sekali tak mengurangi keasyikan beliau menikmati prosesimalaikat yang dipimpin Jibril turun membelai dan menebar al qadar di muka bumi.Nabi yang tenggelam dalam keasyikannya.
Keasyikan berbeda yang tak ada seorang perawipun mengisahkannya secara imajiner, dilukiskan seorang ulama sebagai yang tiadataranya. Terbukti dengan sujud Nabi yang sangat panjang, sangat lama dan tidakmempedulikan bagian gemercik air hujan yang makin lama membahasi pipi-muliaNabi. Beliau sama sekali tidak bergeming. Tenggelam dalam keasyikan mendalammengikuti prosesi malaikat dalam tabuh merdu segala merdu. Dlaam kidiungkeselamatan membuluh perindu, yang didedangkan tak henti sampai fajar menyapasemesta. Malaikat pun menorehkan keindahan di mana-mana. Di hati pemburuLaialtul Qodar. Di hati kita. Wao! Betapa!
Kita telah melakukan ancang-ancang sejak awalRamadhan dan nafsu selama sua puluh hari penuh telah kita latih menyabari amalyang paling membosankan sekalipun. Kita lakukan amal yang di luar Ramadhantidak pernah kita kerjakan. Tarawih, tadarrus, dan sedekah.
Kitatelah melatih hati dan nafsu kita untuk memiliki ketahanan dan daya tahan kuatdemi pahala yang terhitung kelipatannya. Di antara kita bahkan ada yang sudahmemulai iktikaf sejak tanggal sebelas, lalu meneruskannya dengan lebih intenshingga Ramadhan berakhir. I'tikaf adalah adalah bagian dari ibadah yang palingringan. Hanya thenguk-thenguk, duduk diam di masjid, tanpa bacaan, tanpamenggerakkan anggota badan, bahkan terkantuk-kantuk, namun punya nilai danberpahala.
Nabi menganjurkan kepada kita menanggukdatangnya Lailatul Qodar dengan ber i'tikaf itu, dengan ibadah paling ringanitu. Agar semua kita bisa melaksanakan dan memperoleh keunggulan malam seribubulan yang dahsyat itu, yang setiap mukmin pasti mendambakannya itu. Allahmenggambarkan, Lailatul Qodar (seharusnya) menjadi pilihan ketimbang seribubulan. Artinya, dia sangat diikhtiarkan sungguh-sungguh oleh setiap shaim. Danitu tidaklah terlalu berat. Dia berada dalam satu malam pada lima malam (saja) yang dijanjikan pastidatang, yaitu pada malam-malam tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan.
Begitumenurut Nabi. Di antara kita (dari sekian Muslim yang berpuasa) telahmemanjakan nafsu dan keinginan untuk lebih suka bersantai sebelum malam-malamitu menjelang. Tidur dan merenung. Setelah malam-malam itu lewat, kita berbuatsesuka nafsu keinginan kita. Sepanjang tahun. Allah dan Nabi menginginkan agarorang-orang beriman dapat menikmati pemandandan sangat indah, prosesi malaikatyang dipimpin Jibril turun ke bumi dengan gebyar warna-warni indah pelangi yangserasi. Sambil menebar janji pahala tak terhingga kelipatannya, hanya satumalam saja ditangguk oleh shaim yang berlega hati "thaharri berupayabersungguh-sungguh "menemukannya". Sungguh.
Kita semua percaya itu, karena kita mukmin yangberiman pada yang ghaib. Prosesi malaikat Laialatul Qodar itu ghaib dan hanyabisa disaksikan dengan mata hati yang tajam, bening, dan bersih dari"roin" (cemar duniawi yang menyaput nurani karena perbuatan takbermutu yang dilakukan sehari-hari). Selama dua puluh hari kita telah mengelapgemerlap hari kita, membersihkannya dari "roin" sehingga manakalakita berlega hati meneguhkan konsentrasi penuh mencegat iring-iringan prosesimalaikat dan Ruh di malam al-qadar itu, dengan mata hati kita yang telah beningitu, niscaya kita akan dapat menyaksikan keindahan tiada tara itu. Keindahanmalam seribu bulan.
Mudah-mudahandi malam itu kita sempat menggumamkan doa : "Rabbana Inna Ka 'AfuwunKarim, Tuhibbul 'afwa fa'fu anna". "Duh Gusti, Paduka Maha Pengampunlagi Maha Pemurah, Paduka menyukai pengampunan, ampunkan dosa kami. "Kembalikan Gusti, perekat kebangsaan kami, perekat keindonesiaan kami. Amin.
www.riyaadhuljannah.com / riyadi_albatawy@yahoo.co.id
Home »
» MALAM SERIBU BULAN
MALAM SERIBU BULAN
irfan295_ | 06.54 | 0
komentar
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar